![]() |
Saya tergolong orang yang suka
mencoba berbagai keterampilan entah itu berhubungan dengan disiplin ilmu dan
hobby ataukah hal-hal yang berada di luar ranah tersebut. Saya berpikir bahwa
tidak ada salahnya mencoba hal tersebut, hitung-hitung mengisi waktu.
Pendidikan dan keterampilan tersebut ada yang saya dapat secara gratis ada juga
yang berbayar.
Yang gratis misalnya waktu saya dapat
pelatihan robotik di cyberlogic atas pertolongan salah satu seniorku di
organisasi. Ada juga pelatihan gratis di kampus yang dikemas dalam bentuk mini
workshop ataukah seminar yang tentunya menggandeng pihak sponsor sehingga
acaranya ditanggung 100% oleh pihak sponsor. Sedangkan yang berbayar seperti
ikut-ikut kursus bahasa Inggris atau seminar yang independen sehingga kalau mau
join, harus keluarkan kocek dulu.
Berdasarkan
pengalaman di atas maka saya membagi dua cara untuk mendapatkan keterampilan/
pendidikan yaitu secara gratis dan berbayar.
Mungkin
ada yang merasa aneh ketika membaca judul artikel ini dan bertanya apa latar
belakang sehingga saya menyebutkan bahwa ada pendidikan gratis yang membahayakan
yang membahayakan bagi pemuda. Berikut alasan saya. Seiring dengan waktu,
jumlah kegiatan yang gratis saat ini tidak sama waktu jaman-jaman rentang waktu
2008-2012. Sebagai anak yang punya keterbatasan dalam finansial, tentunya ini
menjadi hambatan bagi saya untuk menimba ilmu. Saya lalu siasati dengan
mendekati orang-orang yang berkompeten dan punya latar belakang dengan bidang keterampilan yang ingin saya
geluti.
Sangat disayangkan kawan, apa yang
saya pikirkan sebelumnya bahwa dengan mendekati mereka, maka saya dapat
kegiatan gratis ternyata hanyalah akal bulus mereka. Ada beberapa sih yang
memang gratis tapi kebanyakan ada syaratnya kawan. Layani nafsu mereka atau
lakukan penipuan. Saking banyaknya saya temukan demikian, membuat saya waspada
bahkan cenderung termindset dalam pikiranku bahwa ada banyak bahaya mengintai
jika ingin mendapatkan pendidikan gratis. Dan saya putuskan daripada terjebak
dalam dunia tersebut, mendingan gak usah. Mau belajar pengembangan diri kok
malah jadinya degradasi moral.
Saya berkesimpulan bahwa kita
diperhadapkan bahwa mendapat pendidikan itu bisa berbayar atau gratisan. Secara
berbayar, maka pertaruhannya adalah materi yang harus dikeluarkan sedangkan
untuk gratisan, pertaruhannya adalah moral. Intinya mendapatkan pendidikan
secara gratis itu susah-susah gampang. Jarang ada yang rela atau ikhlas bagi
ilmunya. Sekalipun otaknya cerdas tapi kelakuannya mesum.
Bukannya sok suci, tapi saya tipe
orang yang perhitungan dan berpikir realistis. Saya mendambakan ingin
memiliki masa depan yang cerah kedepannya.
saya tak mau jika saya menerima tawaran mereka maka ini bisa menjadi kecatatan
saya di masa lalu, hidup tak tenang karena dikejar dosa masa lalu dan tentunya
jadi mengganjal karir saya kedapan. Pesan saya, hati-hati Kawan jika ingin
mendapatkan pendidikan gratis.
0 komentar: