![]() |
Memperjuangkan
sesuatu atas nama keadilan adalah langkah yang tepat dan perlu diapresiasi.
Namun jika dalam prakteknya melenceng dari nilai-nilai etika maka yang muncul
adalah kecaman dan kecaman. Berikut tindakan-tindakan yang nyeleh yang saya
temukan
1
Merusak fasilitas kampus demi mendapat perhatian dari birokrat kampus. Mereka
menyuarakan agar birokrat kampus merubah
mindsetnya yang kaku dan tidak terlalu ketat dalam melaksanakan peraturan. Lah,
kalau sampai merusak fasilitas kampus, mana mungkin birokrat mau melunak justru
nantinya mereka berpikir jika mereka melunak justru mahasiswa akan semena-mena
bertindak.
2.
Sumpah serapah kepada dosen bahkan mengutuknya. Sekalipun dosen bukanlah orang
tua biologis, tapi dari pandangan pribadi, dosen adalah orang tua idealis yang
membuka cakrawala pengetahuan. Dalam budaya ketimuran, mengutuk orang tua
adalah salah satu perbuatan yang
durhaka.
3.
Membully senior-senior yang punya inisiatif memediasi kedua kubu yaitu dari
pihak birokrasi dan dari pihak mahasiswa. Jika dicermati, senior-senior
tersebut punya niat baik, baginya menyelesaikan persoalan diantara dua kubu
yang ngotot dengan pendapatnya masing-masing tidak akan menemukan jalan keluar.
Sang senior beritikad baik untuk mempertemukan mereka dengan kepala dingin. Sayangnya,
inisiatif senior dianggap sebagai tindakan yang kontra dengan perjuangan
mahasiswa. Yang paling parah, sang junior mengatakan pendapat seniornya adalah
tindakan bodoh, berlandaskan pemikiran sempit dan kajian yang rendahan. Astaga,
baru kali saya mendapatkan hal demikian. Saya geleng-geleng kepala mencermati
hal demikian. Dulu saja, tak ada yang berani lawan senior dengan kata-kata
makian seperti itu tapi dibalas dengan pendapat yang menyajikan teori dan fakta
yang mendukung. Bagi kami saat itu, tak ada pendapat yang salah.
Memperjuangkan
sesuatu dengan membawa kepentingan dan sudut pandang pribadi dan tanpa
berlandaskan etika serta budaya adalah omong kosong belaka. Bukannya kekaguman
pada perjuangannya tapi yang didapat adalah umpatan dan rasa muak melihat
tindakan tersebut. Lain dulu lain sekarang, lain cara dulu lain cara sekarang.
0 komentar: