Rabu, 03 Juni 2015

Kompasiana, Pelarian Seorang Pemuda Korban Mallpraktik

By Heriyanto Rantelino   Posted at  05.50   Pemuda No comments



Kompasiana dok candrawiguna.com


Setiap orang punya alasan tersendiri bergelut dalam dunia Blogger. Ada yang ingin mengembangkan hobinya yang suka menulis, ada yang mencari penghasilan dan ada juga yang sekedar membagikan inspirasi hidupnya. Dari sekian banyak blogger yang ada di Indonesia, Ibu Christie Damayantilah yang punya alasan yang sama dengan saya menggeluti dunia blog ini yaitu terapi dari penyakitnya. Kalau Bu Christie ingin pulih dari penyakit strokenya, saya ingin pulih dari overdosis obat akibat menjadi korban Mallpraktik salah satu rumah sakit swasta di Makassar 5 tahun lalu dimana saya diberikan obat dosis tinggi oleh 3 asisten dokter yg berbeda (mahasiswa koas) untuk diagnosis 3 penyakit yang berbeda juga yaitu Malaria Falcifarum,malaria Tropika dan demam berdarah padahal hasil akhirnya adalah penyakit tipus. Mungkin akibat pencampuran obat tersebut dalam tubuh saya yang membuat saya di malam keempat saya kejang-kejang dan tak dan saya tidak sadarkan diri selama tiga hari.
Saya beruntung satu kamar dengan salah satu guru besar hukum UMI (skrang sudah almarhum) mengatakan pada saya bahwa saya harus sering-sering melatih otak agar tidak tumpul nantinya entah itu senam otak, menulis, menggambar, jawab-jawab teka-teki silang atau apapun yang melibatkan kinerja otak.
Saya memang sadar bahwa akibat dari kejadian Mallpraktek tersebut, banyak hal yang berubah dalam kehidupan saya termasuk dalam aktifitas perkuliahan. Hal ini pun dirasakan ibu saya dan menyarankan untuk pulang kampung saja dan melanjutkan kuliah di kampung saja. Saya bersikeras untuk tetap kuliah di Makassar karena satu hal, saya suka  persaudaraan di kampus ini. Ibuku pun pasrah dengan keputusan yang saya ambil namun ada satu syarat yang Beliau ajukan yaitu ingin menghadap dosen-dosenku agar saya diperlakukan khusus dan tidak memporsir terlalu banyak kegiatan perkuliahan. Saya menolak syarat Ibuku sebab saya tak mau diperlakukan khusus atau diberikan keringanan, ada ketidakpuasan nantinya ketika saya mendapat nilai atas dasar belas kasihan.
Saya pun akhirnya menjalani perkuliahan layaknya mahasiswa biasa. Namun sejatinya saya agak tersiksa sebenarnya contohnya saja saya tak bisa membaca buku lebih dari 10 halaman sekali baca karena akan membuat saya ngantuk, saya juga akan gelisah ketika saya ada dalam ruangan kuliah lebih dari 30 menit. Tapi dasar saya keras kepala, saya nekad melawan kemampuan saya. Saya berpikir, saya adalah anak teknik yang keep on figting till the end. Yah, wajar saja saya idealis begitu wong masih panas-panasnya pengkaderan saat itu.
Saya pun mulai menggeluti dunia blog di Blogspot sejak tahun 2012. Hingga suatu ketika Kompasiana mengadakan Blogshop di Makassar  dan untuk mengikutinya, para peserta harus mendaftarkan diri dengan akun pribadi masing-masing di Kompasiana. Jadilah saya membuatnya tepat tanggal 12 Maret 2012. Saya melihat tampilan Kompasiana menarik, maka saya pun memutuskan menulis di social media berplatform social blog ini.  
 Lima tahun berlalu, semua penderitaan fisik tak datang lagi menghampiri saya. Justru ada banyak perubahan, dulunya saya pribadi yang pasif dan malas berkomunikasi sekarang boleh dikata hiperaktif. Semua kegiatan saya sikat dengan syarat kegiatan tersebut gratis atau terjangkau dan dapat mengembangkan kapasitas diriku. Teman-teman saya banyak yang kaget dengan perubahan diriku. Bukannya memamerkan diri tapi kini saya tak hanya aktif menulis di blog, saya juga kadang menjadi tour guide, diajak diskusi beberapa komunitas, menjadi koordinator di beberapa organiasasi, menjadi pemateri kegiatan wirausaha dan kerohanian bahkan dari menulis di blog saya akhirnya saya berkawan dengan banyak orang di dunia nyata dari berbagai latar belakang bahkan saya  bertemu dengan banyak tokoh yang saya idolakan sejak kecil
Akhir kata, mohon dimaklumi jika selama ini redaksi kata dalam berbagai artikel di blog banyak yang tidak relevan dan  nyambung karena saya bukanlah anak komunikasi/jurnalistik. Tapi saya terus memperbaharui kemampuan saya kok dengan mengikuti berbagai pelatihan jurnalistik walaupun bertolak belakang dengan basic ilmu saya, teknik perkapalan.

Terima kasih sebesar-besarnya buat Almarhum Guru Besar UMI (Maaf, saya lupa namanya) yang memberikan nasehat kepada saya, buat ibu dan teman-teman yang mendukung proses penyembuhan saya dan terutama buat rumah menulis saya, Kompasiana yang telah menjadi wadah bagi saya untuk menuangkan ide sekaligus mengasah otak tumpulku. 

About the Author

Nulla sagittis convallis arcu. Sed sed nunc. Curabitur consequat. Quisque metus enim, venenatis fermentum, mollis in, porta et, nibh. Duis vulputate elit in elit. Mauris dictum libero id justo.
View all posts by: BT9

0 komentar:

Back to top ↑
Connect with Us

    Pengikut

    Diberdayakan oleh Blogger.
© 2013 Celoteh Anak Toraja. WP Mythemeshop Converted by Bloggertheme9
Blogger templates. Proudly Powered by Blogger.